Tak
ada angin, tak ada hujan
Siang terik dikala itu tak
mengurungkan atau mematahkan niatku untuk pergi menghampiri salah satu bank
terdekat yang ada. Sangat senang bukan kepalang ketika aku diumumkan
mendapatkan sebuah undian besar satu miliar rupiah. Bak menjadi putri raja.
Datanglah aku ke tempat yang sering kujumpai namun jarang kusinggahi. “Selamat
siang, ada yang bisa dibantu.” Ucap ramah seorang mbak-mbak teller, dengan gigi
tertata rapi. Lalu kuceritakan tujuan maksud kedatanganku. Tak banyak waktu
lama, dengan ramah petugas teller itu melayani dengan baik. Hatiku mulai
gemetar, ada kupu-kupu yang membuncah dalam perut. Bayangkannya saja aku tak
pernah, sekarang aku mendapatkan bagai tertimpa durian runtuh. Ah tapi kurasa
bukan, kalau tertimpa durian mah sakit, kalau ini namanya tertimpa uang, lekas
sembuh aku pasti. Aku pegang tas ku erat-erat, aku perlakukan dengan hati-hati
bagai seorang putri dalam kerajaan. Bergegaslah aku keluar. Diperjalanan, aku
membayangkan hal-hal yang sudah menjadi aku impikan. Dengan uang sebanyak ini,
aku pasti bisa pergi kemanapun yang aku mau, beli barang-barang ber-merek
terkenal tanpa pusing-pusing melihat tag harga. Kemudian aku bisa membeli
makanan termahal yang aku mau. Indaaaah sekali hidup bagai rasa-rasa
kesurga-surgaan. Aku pun berjalan dan terus berjalan memikirkan betapa
bahagianya membawa uang sebanyak ini. Tanpa ada beban, tanpa ada duka. Semua
hanya tawa, semua hanya suka. “Woi buruan jalan! Udah giliran elu tuh yang
jalan yang lain udah pada nunggu... ngayal apa sih tuh duit-duitannya
berantakan!” Seru Dini sembari menggerak-gerakkan tubuhku. Lalu aku
terkaget-kaget dengan berkata “Ah, sial.. ternyata ini hanya sebuah permainan,
dan uang yang ku pegang ini hanyalah uang palsu.. padahal tadi udah hampir jadi
milyarder tuh” Ucapku. Iya milyarder, milyarder khayalan..” Teman-temanku
tertawa
0 Response to "Puisi 'Sastra Inggris'"
Post a Comment