1. Peningkatan
Literasi Komputer dan Pemanfaatan Telematika di Lingkungan Pemerintah Daerah
Pendahuluan
Penggunaan
Internet telah mengubah pengunaan teknologi informasi. Di berbagai tempat di
dunia, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan murah dengan adanya
media Internet ini. Pada mulanya akses kepada informasi dalam bentuk elektronik
(electronic information) sangat sukar dan mahal. Orang harus menggunakan
jaringan telekomunikasi dan komputer sendiri (private lines, value added
network) yang harganya mahal.
Indonesia
tidak berbeda dengan negara lain dimana Internet dan Teknologi Informasi mulai
menjadi sesuatu hal yang penting. Di Indonesia penggunaan teknologi informasi
yang berbasis elektronik ini lebih dikenal dengan istilah “Telematika”. Selain
itu jaringan Internet juga sudah makin tersebar keberadaannya di Indonesia,
sampai ke daerah. Namun masih belum jelas pemanfaatan dari Telematika di
Indonesia. Penyedia Jasa Internet (PJI, Internet Service Provider / ISP) sudah
mencapai lebih dari 100 buah, namun jumlah pengguna Internet di Indonesia
diperkirakan masih belum mencapai dua (2) juta orang. Berbagai inisiatif sudah
dijalankan, namun belum meningkatkan jumlah pengguna dalam angka yang berarti.
Ada dugaan hal ini berkaitan dengan masalah kultur Indonesia. (Lihat “Bahan
Bacaan”.)
Ada
sebuah hipotesa bahwa pemanfaatan Telematika dapat meningkatkan daya saing yang
akhirnya dapat membuat rakyat sejahtera. Hipotesa ini masih harus dibuktikan.
Sementara
itu otonomi daerah merupakan sebuah fenomena yang muncul di Indonesia. Apakah
pemanfaatan Telematika dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing Pemerintah
Daerah? Adakah manfaat lain dari penerapan Telematika di Pemerintah Daerah?
Informasi dan Kesejahteraan
Banyak orang yang
berpendapat bahwa kita harus meningkatkan pengguna komputer atau pengguna
Internet di Indonesia. Terjadi kerancuan bahwa ini merupakan goal atau tujuan
akhir. Sebetulnya tujuan akhir bukanlah peningkatan penggunaan komputer
melainkan kesejahteraan (wealth) dari rakyat yang tercermin dalam
kemampuan ekonomi dari negara tersebut. Penggunaan komputer dan Internet
hanyalah merupakan wahana untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat literasi
komputer kemudian dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur penggunaan
wahana ini.
Kerangka hubungan antara
kesejahteraan dan informasi dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar ini terlihat bahwa tujuan akhir adalah
kesejahteraan di bidang ekonomi. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut
diperlukan adanya suatu kemampuan daya saing yang ditunjang oleh informasi,
ilmu, knowledge, wisdom, sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan pasar. Untuk
memenuhi kebutuhan informasi dibutuhkan adanya mekanisme akses terhadap
informasi dan ketersediaan informasi.
Akses terhadap informasi
membutuhkan ketersedian infrastruktur (telekomunikasi, listrik) dan perangkat (hardware
dan software) serta penguasaan penggunaan komputer (literasi komputer).
Yang termasuk ke dalam kategori perangkat keras (hardware) antara lain
komputer, terminal, dan ponsel.
Sementara perangkat lunak
(software) termasuk operating system, aplikasi, dan database. Literasi komputer
dibutuhkan karena mekanisme akses terhadap informasi elektronik ini membutuhkan
penggunaan komputer.
Ketersediaan mekanisme
akses terhadap informasi akan menjadi sia-sia apabila informasi itu sendiri
tidak tersedia. Salah satu kesulitan yang ada saat ini adalah kurangnya
informasi dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh jumlah situs Internet yang
memberikan informasi pendidikan yang berbahasa Indonesia masih sedikit. Ketika
kita mengajak anak-anak kita untuk menggunakan Internet, situs mana yang dapat
mereka kunjungi? Untuk itulah saya membuat beberapa situs bahasa Indonesia,
seperti situs “Ensiklomedia” yang dapat diakses melalui alamat
<http://ensiklomedia.insan.co.id>. Kebutuhan akan banyaknya informasi dalam
bahasa Indonesia ini disebabkan karena sebagian besar orang Indonesia hanya
dapat berbahasa Indonesia. Informasi yang banyak tersedia di Internet sebagian
besar masih menggunakan bahasa Inggris. Harus ada inisiatif untuk menghasilkan
lebih banyak informasi on-line dalam bahasa Indonesia. Selain kuantitas
(jumlah) informasi yang kurang, kualitasnya juga masih belum terjamin.
Gambar 1. Korelasi antara informasi dan kesejahteraan
Ketersediaan informasi
terkait dengan jenis informasi yang dibutuhkan. Harus kita identifikasi
kebutuhan primer manusia yang terkait dengan informasi. Jika kita analogikan,
makan merupakan kebutuhan primer dari seorang manusia. Akan tetapi makanan
masih harus disajikan sesuai dengan selera dari orang yang akan memakannya.
Sebagai contoh, orang Indonesia lebih suka mengkonsumsi nasi untuk makan
paginya (sarapan). Sementara itu orang Amerika lebih suka mengkonsumsi roti dan
cereal untuk makan paginya. Untuk itu perlu diteliti kebutuhan primer
informasi orang Indonesia dan juga kultur yang terkait. Sebagai contoh, orang
Amerika lebih suka membaca dan menulis, sementara itu orang Indonesia lebih
suka berkomunikasi secara verbal. Penyajian informasi perlu memperhatikan hal
ini. Demikian pula klasifikasi dapat dilakukan dengan melihat taraf hidup dari
penduduk setempat.
Gambar 2. Contoh tampilan halaman Ensiklomedia,
http://ensiklomedia.insan.co.id
Peranan Pemerintah Daerah
Electronic Government
(e-Government) mendapat sorotan karena dianggap dapat menjadi pemacu dari
penggunaan Telematika. Dikaitkan dengan otonomi daerah, maka kita akan melihat
bahwa peranan Telematika menjadi penting bagi Pemerintah Daerah. Berbagai
aktivitas dari Pemerintah Daerah terkait dengan informasi. Contoh dari
“komoditas informasi” antara lain:
Sertifikat (akte kelahiran, tanah,
dll.)
Perijinan (perusahaan, dll.)
Koordiniasi (antar departemen, biro,
dengan Pemerintah Pusat, dsb.)
Hubungan masyarakat (public relation,
informasi tentang kemampuan daerah, investasi, dll.)
dll.
Sama halnya dengan
kebutuhan individual, maka perlu diteliti juga kebutuhan informasi yang terkait
dengan Pemerintah. Dari kebutuhan informasi tersebut baru dapat kita
diidentifikasi aplikasi yang terkait.
Aplikasi tidak semuanya
membutuhkan transaksi. Banyak aplikasi yang sekedar memberikan jawaban terhadap
pertanyaan (query). Namun jumlah dari pertanyaan dan jawaban ini bisa
banyak sehingga dapat dilayani dengan menggunakan aplikasi Telematika, seperti
dengan membuat situs web. Sebagai catatan, beberapa Pemerintah Daerah di
Indonesia sudah membuat situs web. Pada akhirnya, penggunaan Telematika ini
dapat meningkatkan pelayanan Pemerintah terhadap masyarakat, yang merupakan
tugas utama dari Pemerintah.
Masih banyak kendala yang
dihadapi dalam rangka mengimplementasikan atau mengaplikasikan Telematika pada
Pemerintahan Daerah. Salah satu kendala utama yang ada di Indonesia adalah
adanya keterbukaan atau transparansi. Tanpa adanya komitmen dari Pemerintah,
maka penggunaan Telematika akan menjadi sia-sia.
Kendala lain yang dihadapi
oleh Pemerintah Daerah adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) setempat yang
dapat mendukung kegiatan bisnis, ekonomi, dan Pemerintahan Daerah. Masalah ini
menjadi sensitif jika dikaitkan dengan masalah seputar prioritas terhadap
“putra daerah”. Penerapan Telematika dapat membantu Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan kemampuan putra daerah dengan kemudahan mendapatkan informasi dari
mana saja di seluruh dunia. Sebagian bantuan dan konsultasi dapat dilakukan
melalui Internet tanpa perlu mendatangkan konsultan asing. Jika dilihat dari
sudut pandang ini, maka penerapan Telematika secara politis menjadi sangat
penting.
Walau sebagian besar masyarakat umum
belum menyadarinya namun pada dasarnya saat ini kita telah berada di era ketiga
dari revolusi komputer, yaitu era ubiquitous computing. Era di mana
komputer dapat ditemukan di mana saja, di telepon seluler, toaster,
mesin cuci, mesin game, bahkan pada kartu pintar (smart card).
Bila pada era pertama dari revolusi komputer ditandai dengan komputer mainframe
yang berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one
computer many people), era kedua ditandai dengan eksistensi dan
perkembangan dari personal computer (one computer one person),
maka pada era ketiga ini seseorang dalam kehidupannya sehari-hari dapat
berinteraksi dengan banyak komputer (one person many computers).
0 Response to "Komponen Komputer dan Masyarakat II"
Post a Comment